Skip to main content

Metodologi Lean dan Six Sigma

Sebelumnya, kamu belajar tentang pendekatan manajemen proyek Agile dan Waterfall. Sekarang, kita akan mendefinisikan beberapa konsep kunci dari metodologi Lean dan Six Sigma. Kita akan belajar bagaimana metodologi ini dapat digunakan untuk mengorganisir dan mengelola proyekmu, dan kita akan membahas metode mana yang paling efektif untuk berbagai jenis proyek.

Lean​

Metodologi Lean sering disebut sebagai Lean Manufacturing karena berasal dari dunia manufaktur. Prinsip utama dalam metodologi Lean adalah penghilangan pemborosan dalam suatu operasi. Dengan mengoptimalkan langkah-langkah proses dan menghilangkan pemborosan, hanya nilai yang ditambahkan pada setiap fase produksi.

Saat ini, metodologi Lean Manufacturing mengenali delapan jenis pemborosan dalam suatu operasi: cacat, pemrosesan berlebihan, produksi berlebihan, menunggu, inventaris, transportasi, gerakan, dan bakat yang tidak digunakan. Dalam industri manufaktur, jenis pemborosan ini sering dikaitkan dengan masalah seperti:

  • Kurangnya dokumentasi yang tepat
  • Kurangnya standar proses
  • Tidak memahami kebutuhan pelanggan
  • Kurangnya komunikasi yang efektif
  • Kurangnya kontrol proses
  • Desain proses yang tidak efisien
  • Kegagalan manajemen

Masalah yang sama ini menciptakan pemborosan dalam manajemen proyek.

Implementasikan manajemen proyek Lean ketika kamu ingin menggunakan sumber daya terbatas, mengurangi pemborosan, dan menyederhanakan proses untuk mendapatkan manfaat maksimal.

Kamu dapat mencapai ini dengan menggunakan pilar alat kualitas Lean 5S. Istilah 5S mengacu pada lima pilar yang diperlukan untuk kebersihan tempat kerja yang baik: sort, set in order, shine, standardize, dan sustain. Mengimplementasikan metode 5S berarti membersihkan dan mengorganisir tempat kerja untuk mencapai waktu dan material yang terbuang paling sedikit. Metode 5S melibatkan lima langkah berikut:

  1. Sort: Hapus semua barang yang tidak diperlukan untuk operasi produksi saat ini dan biarkan hanya barang-barang penting.
  2. Set in order: Susun barang-barang yang diperlukan sehingga mudah digunakan. Beri label pada barang sehingga siapa pun dapat menemukannya atau menyimpannya.
  3. Shine: Jaga agar semuanya berada di tempat yang benar. Bersihkan tempat kerjamu setiap hari.
  4. Standardize: Lakukan proses dengan cara yang sama setiap saat.
  5. Sustain: Jadikan kebiasaan untuk menjaga prosedur yang benar dan tanamkan disiplin ini dalam timmu.

Dalam metodologi Lean, 5S membantu meningkatkan kinerja.

Konsep terakhir dari Lean menggunakan sistem penjadwalan Kanban untuk mengelola produksi. Sistem penjadwalan Kanban, atau papan Kanban, adalah alat visualisasi yang memungkinkanmu mengoptimalkan aliran kerja timmu. Ini memberikan tampilan visual kepada tim untuk mengidentifikasi apa yang perlu dilakukan dan kapan. Papan Kanban menggunakan kartu-kartu yang dipindahkan dari kiri ke kanan untuk menunjukkan kemajuan dan membantu timmu mengkoordinasikan pekerjaan.

Papan Kanban, menampilkan kolom (to do, in progress, testing, dan done) dengan sticky notes yang mewakili tugas proyek.

Papan Kanban dan 5S adalah metode inti dari metodologi Lean. Mereka dapat membantu mengelola proyekmu dengan sukses. Sekarang mari kita analisis metode Six Sigma dan pelajari kapan waktu terbaik untuk menggunakannya.

Six Sigma​

Six Sigma adalah metodologi yang digunakan untuk mengurangi variasi dengan memastikan bahwa proses-proses berkualitas diikuti setiap saat. Istilah "Six Sigma" berasal dari statistik dan umumnya berarti bahwa produk atau proses harus memiliki kualitas 99,9996%.

Tujuh prinsip utama Six Sigma adalah:

  1. Selalu fokus pada pelanggan.
  2. Identifikasi dan pahami bagaimana pekerjaan dilakukan. Pahami bagaimana pekerjaan benar-benar terjadi.
  3. Buat aliran prosesmu berjalan dengan lancar.
  4. Kurangi pemborosan dan fokus pada nilai.
  5. Hentikan cacat dengan menghilangkan variasi.
  6. Libatkan dan kerjasama dengan timmu.
  7. Pendekatan kegiatan perbaikan secara sistematis.

Gunakan metodologi ini untuk menemukan aspek produk atau proses yang dapat diukur seperti waktu, biaya, atau kuantitas. Kemudian inspeksilah item yang dapat diukur tersebut dan tolak produk-produk yang tidak memenuhi standar Six Sigma. Setiap proses yang menghasilkan produk yang tidak dapat diterima harus ditingkatkan.

Sekarang setelah kamu memahami Lean dan Six Sigma, mari kita lihat bagaimana kedua metode ini digabungkan untuk meningkatkan kinerja proyekmu!

Lean Six Sigma​

Setelah Lean dan Six Sigma diterapkan, ternyata kedua metodologi tersebut dapat digabungkan untuk meningkatkan manfaat. Alat-alat yang digunakan dalam Lean, seperti papan Kanban dan 5S, membangun kualitas dalam proses sejak awal. Produk yang dikembangkan menggunakan metode Lean kemudian diinspeksi atau diuji menggunakan standar Six Sigma. Produk-produk yang tidak memenuhi standar ini ditolak.

Perbedaan terbesar antara kedua metodologi ini adalah bahwa Lean menyederhanakan proses sementara Six Sigma mengurangi variasi produk dengan membangun kualitas sejak awal dan menginspeksi produk untuk memastikan standar kualitas terpenuhi. Kamu mungkin akan menemukan bahwa salah satu dari kedua metode ini — atau menggunakan keduanya secara bersama-sama — dapat meningkatkan efisiensi proyekmu.